Berdaya Lewat Sidina Community
Wanita sebelum menikah dan mempunyai anak tentu banyak impian dan harapan yang ingin dilakukan, dan banyak wanita menjadikan karir sebagai prioritas dalam hidupnya. Begitupun dengan saya sendiri menjadikan karir sebagai prioritas selama 6 tahun sebelum menikah. Semua itu mulai karam dan berubah haluan saat sudah menikah dan mempunyai anak. Saya memutuskan resign dan fokus terhadap keluarga terutama anak, tidak ada paksaan atas keputusan saya, semua sudah saya pikirkan dengan baik dan matang.
Setelah resign di tahun 2015 saya mulai berpikir, "Apa yang harus saya persiapkan dalam membersamai anak saya?". Sayapun mulai bertanya apakah ada wadah yang bisa membantu dan mengerti kebutuhan saya sebagai Ibu Rumah Tangga dalam mendapatkan informasi pendidikan sebagai salah satu bekal saya untuk membersamai anak di rumah.
Berawal dari saya bergabung dengan perkumpulan Ibu-Ibu yang mencari buku untuk persiapan kebutuhan anak dari bayi hingga remaja. Dari perkumpulan buku lalu mengenalah tentang Read Aloud atau Membacakan Nyaring yang mana ilmu tersebut saya butuhkan karena usia anak saya sedang dalam tahap saya bacakan buku walau belum intens. Untuk memudahkan saya lebih memudahkan Membacakan Nyaring bergabunglah saya dengan Komunitas Membacakan Nyaring sesuai dengan domisili saya. Di komunitas ini para Ibu saling berdiskusi dan bertukar informasi mengenai perkembangan anak terutama dalam bidang literasi. Setelah beberapa tahun saya di komunitas dan anak semakin besar, saya merasa perlu mengupgrade informasi saya sesuai dengan jenjang pendidikan atau usia anak saya. Alhamdulillah pertanyaan yang berkecamuk di hati akhirnya terjawab dimana komunitas yang saya ikuti berkolaborasi dengan Sidina Community.
Dari Komunitas Sidina saya mengenal Pelatihan Ibu Penggerak yang diadakan gratis secara daring. Materi yang disebutkan dalam eflyer membuat saya yang sedang mencari ilmu untuk pendidikan anak terlintas, "Wah, sepertinya saya butuh dengan informasi ini", Sehingga awalnya hanya menjadi partner kolaborasi menjadi tambahan sebagai peserta pelatihan juga. Walau pelatihan diadakan secara daring, akan tetapi narasumber yang mengisi materi membuat saya berpikir pendidikan di Indonesia sudah banyak perubahan, sangat berbeda saat saya masih bersekolah dulu. Tak habis dipikir selama ini saya hanya berkutat diperkerjaan domestik di rumah saja tanpa tau perkembangan dan kemajuan pendidikan. Saat itu anak saya belum masuk ke jenjang sekolah dasar tetapi setelah mengikuti Pelatihan Ibu Penggerak, saya mendapatkan banyak informasi dalam sudut pandang orang tua dan pendidikan. Semakin rutin mengikuti pelatihan yang ada di Komunitas Sidina, tentu membuat saya juga ingin berbagi Prakti Baik dengan para Ibu Rumah Tangga lainnya.
Beberapa Praktik Baik yang saya lakukan setelah saya menjadi Ibu Penggerak Sidina Community dalam membantu menyebarluaskan program Merdeka Belajar, antara lain:
- Mengikuti Pelatihan Ibu Penggerak. Materi yang diberikan sangat relevan dan update terhadap kebijakan pendidikaan yang didapatkan dari Kemendikbudristek saat ini, yaitu antara lain Kurikulum Merdeka, Asesmen Nasional, Literasi Numerasi, 3 Dosa Besar Pendidikan, Pelajar Pancasila dan Ibu Penggerak itu sendiri. Ilmu yang saya dapat selama pelatihan bisa langsung saya aplikasikan dalam mendampingi anak belajar, dimana tujuan Pelatihan Ibu Penggerak sendiri adalah lebih memotivasi ibu dalam membersamai anak belajar di rumah. Dimana support sistem pendidikan pertama anak-anak sejatinya ada di rumah.
- Mengikuti seleksi menjadi Fasilitator Ibu Penggerak. Setalah Pelatihan Ibu Penggerak, tidak hanya berhenti disana, ternyata ada tahap selanjutnya yaitu TOT (Training of Trainer) Fasilitator yang nantinya jika terpilih dalam prosesnya, akan mengikuti pelatihan lanjutan. Pelatihan lanjutan ini maksudnya lebih memperdalam materi yang telah disampaikan di Pelatihan Ibu Penggerak, dan alhamdulillah setelah mengikuti rangkaian prosesnya , saya terpilih menjadi salah satunya. Selain mendapatkan pemaparan materi yang lebih mendalam, peserta diberikan personal skill seperti skill presentasi, konten dan public speaking. Banyak sekali materi pendalaman yang belum didapat saat mengikuti komunitas lain. Setelah mengikuti TOT (Training of Trainer) Fasilitator, kita dipersiapkan menjadi fasilitator yang nantinya membantu ibu-ibu lain agar memahami pendidikan saat ini.
- Melakukan Rencana Tindak Lanjut dengan berbagi ke lingkungan terdekat. Setelah menjadi fasilitator. Awalnya saya sempat berfikir, saya hanya "Ibu Rumah Tangga", apakah saya bisa dan mampu. Namun saya menepis rasa pesimis yang hadir dengan terus bersemangat belajar. Tidak ingin ilmu dan materi yang saya dapat hanya untuk diri saya sendiri, akhirnya saya memutuskan untuk berbagi informasi yang saya dapatkan. Dimulai dari lingkup kecil yaitu keluarga dekat, memberi tahu bahwa pendidikan sekarang sudah mulai berubah ke arah yang menyenangkan. Awal mula tentu saja tidak ada tanggapan yang positif. Tentu saja itu tidak membuat saya berhenti, tapi membuat saya lebih bertekad agar informasi yang baik ini bisa diketahui dan dirasakan ibu-ibu lainnya. Lanjut berbagi melalu grup WA walimurid kelas anak, berhubung menjadi korlas, sekalian saya ajak kumpul sekalian untuk membahas pendidikan terutama dalam bidang Literasi dan Numerasi. Setelah itu, perdana saya mengisi lingkup yang lebih luas lagi, ada sekolah daerah Klender Jakarta timur yang mulai membutuhkan informasi dan saya mendapatkan kesempatan mengisi di acara formal sekolah mengenai Kurikulum Merdeka, wah banyak miskonsepsi orang tua saat itu mengenai Kurikulum Merdeka. Alhamdulillah setelah memberikan informasi, orang tua dan guru mulai terbuka. Kami berdiskusi bersama , agar informasi yang didapat oleh orang tua tidak hanya sebagian yang mereka terima sehingga tidak ada lagi miskonsepsi. Setelah membantu Orang Tua dan guru disana memberikan saya amunisi untuk lebih semangat lagi untuk menebarkan informasi yang saya dapatkan dari satu sekolah ke sekolah lain, dari satu komunitas ke komunitas lain.
0 comments